Salah satu yang dapat membuat
do’a kita lekas terkabul adalah melaksanakannya pada waktu-waktu mustajab atau
waktu istimewa yang Allah Swt janjikan akan terkabulnya do’a. Berdo’a pada
waktu-waktu ijabah adalah sunnah karena telah diperintahkan dan dicontohkan
oleh Rasulullah Saw. Waktu-waktu tersebut sebagai berikut:
1. Hari Jumat
Dalam sepekan Allah Swt
memberikan kita hari istimewa untuk memperbanyak do’a yaitu hari Jumat. Jum’at
disebut juga sayidul ayyam, ibu dari hari-hari. Keistimewaan hari Jum’at ini
terdapat dalam hadits Rasulullah Saw,
Abu Qasim Ra bercerita, Rasulullah Saw bersabda,
“Sesungguhnya pada hari Jum’at itu terdapat satu waktu yang tidaklah seorang
hamba muslim berdiri berdoa memohon kebaikan kepada Allah bertepatan pada saat
itu, melainkan Dia akan mengabulkannya.” Lalu beliau mengisyaratkan dengan
tangannya, yang kami pahami, untuk menunjukkan masanya yang tidak lama (sangat
singkat),” (HR. Bukhari dan Muslim).
Alangkah istimewanya waktu
pengabulan do’a ini sehingga Rasulullah Saw mengisyaratkan bahwa masanya tidak
lama. Isyarat ini memotivasi kita untuk tidak berhenti berdo’a dan berharap
pada hari Jum’at. Orang yang motivasinya besar pada do’anya, ia akan
memanfaatkan hari Jum’at untuk memperbanyak do’a. Setiap pekan kita bertemu
dengan hari Jum’at.
2. Ketika Turun Hujan
Indonesia adalah negara yang
memiliki dua musim yaitu,musim panas dan hujan. Dua musim ini adalah
keberuntungan bagi kita. Dalam 6 bulan kita akan terus mendapatkan musim hujan
yang telah dijanjikan oleh Rasulullah Saw sebagai waktu dikabulkannya do’a.
Rasulullah Saw bersabda,
Sahl bin a’ad Ra berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Dua
do’a yang tidak pernah ditolak do’a, yaitu ketika waktu adzan dan doa ketika
waktu hujan,” (HR. Hakim dan Adz-Dzahabi).
Banyak orang-orang yang justru
mengeluh karena basah, jemuran belum kering, becek, dan berbagai hal lainnya
ketika hujan turun. Keutamaan berdo’a pada saat hujan ini tentu membuat kita
bersemangat dan berhusnudzhan bahwa setiap hujan turun, ada kebaikan di
dalamnya. Imam Nawawi berkata bahwa doa pada waktu hujan tidak ditolak kerana
pada saat itu sedang turun rahmat.
3. Setelah Shalat Fardhu
Tidak sedikit di antara kita
yang kesibukan dalam hidupnya menyita waktunya. Bahkan waktu shalatpun sudah
sangat sedikit diluangkan. Akibatnya setelah shalat jarang sekali ada waktu
luang untuk berdo’a. Tidak jarang di antara kita yang dibisiki oleh rekan
“Cepetan ya shalatnya!” Padahal shalat itu ibadah yang cepat, tapi banyak yang
tidak sabar dan ingin mempercepat shalat. Rasulullah Saw bersabda,
Abi Umamah Ra bercerita, “Telah
ditanyai Rasulullah Saw, “Kapankah do’a didengar (dimustajabkan) oleh Allah?”
Rasul menjawab, “Do’a yang dilakukan di tengah malam dan setelah selesai
melaksanakan sholat fardhu lima waktu,” (HR.
Imam Turmidzi).
Allah Swt memberikan kita
kesempatan berdo’a setiap hari minimal lima kali dalam waktu yang utama yaitu
setelah shalat fardu lima waktu. Pada saat itulah kita selayaknya menyediakan
waktu untuk menyampaikan segala keinginan atau cita-cita kita kepada Allah Swt.
4. Antara Adzan dan Iqamah
Waktu mustajab do’a lainnya
adalah pada saat antara adzan dan iqamah. Kesempatan kita berdo’a pada waktu
mustajab ini memang sangat sempit. Oleh sebab itu, berbahagialah orang-orang
yang sudah siap shalat sejak adzan berkumandang. Mereka mendapatkan kesempatan
yang luang untuk berdo’a sebelum iqamah dikumandangkan. Rasulullah Saw
bersabda,
Dari Anas bin Malik Ra, Rasulullah Saw bersabda,
“Sesungguhnya do’a yang tidak tertolak adalah do’a antara adzan dan iqomah,
maka berdo’alah (kala itu).” (HR. Ahmad).
5. Sepertiga Malam
Kesempatan kita memanjatkan do’a
yang dijanjikan ijabah oleh Allah Swt adalah pada sepertiga malam. Waktu ini
setara dengan pukul 2.30 Wib. Kesempatan untuk berdo’a pada sepertiga malam
hanya bisa diraih oleh orang-orang yang rajin melaksanakan tahajjud. Rasulullah
Saw bersabda,
Dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw bersabda, “Rabb kita
tabaroka wa ta’ala turun setiap malam ke langit dunia hingga tersisa sepertiga
malam terakhir, lalu Dia berkata: ‘Siapa yang berdoa pada-Ku, aku akan
memperkenankan doanya. Siapa yang meminta pada-Ku, pasti akan Kuberi. Dan siapa
yang meminta ampun pada-Ku, pasti akan Kuampuni’,” (HR. Bukhari).
Pada malam itu setiap keinginan
akan dikabulkan oleh Allah Swt dan setiap orang yang memohon ampun akan
diampuni.
6. Saat Dalam Perjalanan
Setiap orang pasti sering
bepergian ke luar kota, atau ke luar negeri. Pada waktu-waktu inilah do’anya
ijabah. Rasulullah Saw bersabda,
Dari Abu Hurairah Ra, Nabi Saw bersabda, “Tiga doa yang
mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang tua, doa orang yang bepergian
(safar) dan doa orang yang dizholimi.” (HR. Abu Daud).
Berbahagialah para karyawan yang
selalu diberi kesempatan bekerja ke berbagai kota, do’anya mustajab.
7. Saat Khatam Al Quran
Al Quran adalah firman Allah Swt
yang diturunkan untuk manusia. Dengan membacanya berarti kita sedang berdzikir.
Allah Swt berfirman,
Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah
dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami
anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu
mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan
kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. (QS. Fathir[35]:29-30).
Pada akhir Al Quran terdapat
do’a khatam Al Quran. Do’a ini merangkum kebaikan-kebaikan yang diinginkan
manusia dalam hidupnya baik di dunia maupun di akhirat. Selain dibaca ketika
mengkhatamkan Al Quran, do’a ini bisa dibaca pada kesempatan lain.
8. Ketika Sujud dalam Shalat
Setiap hari kita melaksanakan
shalat wajib sebanyak 17 rakaat. Pada setiap rakaat kita melasanakan sujud
sebanyak dua kali. Berarti dalam sehari kita minimal melaksanakan sujud
sebanyak 34 kali. Dalam setiap sujud ini Rasulullah Saw mencontohkan untuk
berdo’a pada saat sujud. Dalam sebuah hadits disebutkan,
Dari Amr bin Ibnu Abasah mendengar Rasulullah Saw
bersabda,“Tempat yang paling mendekatkan seorang hamba dengan Tuhannya adalah
saat ia dalam sujudnya dan jika ia bangun melaksanakan shalat pada sepertiga
malam yang akhir. Karena itu, jika kamu mampu menjadi orang yang berdzikir
kepada Allah pada saat itu maka jadilah.” (HR. At-Tirmidzi, Ahmad, Al-Hakim,
Adz-Dzahabi, dan Al-Albani).
Sujud dalam shalat adalah waktu
terdekat antara hamba dan Allah Swt sebagai pencipta. Dalam sujud, kita
dilarang membaca bacaan selain bacaan shalat. Oleh sebab itu, pembacaan do’a
cukup dilakukan dalam hati saja, tidak perlu dibacakan dengan nyaring.
9. Ketika Berpuasa
Waktu ijabah do’a ketika puasa ada
pada momen berbuka puasa. Saat adzhan maghrib berkumandang sangat disarankan
untuk berdo’a. Rasulullah Saw bersabda,
Abdullah bin Amr Ra meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda,
“Sesungguhnya orang yang berpuasa ketika berdo’a dalam berbuka, do’anya tidak
tertolak,” (Ibnu Majah Ra).
Banyak di antara kita yang
berpuasa tapi selalu tergesa-gesa kala berbuka puasa karena lapar yang
menyerang. Padahal kita berbuka tidak lebih dari sepiring nasi dan beberapa
gelas air. Tubuh kitapun tidak akan terlalu banyak menampung makanan. Waktu
untuk makan pun sebetulnya sangat panjang. Daripada sibuk memenuhi perut dengan
makanan, lebih baik kita menyempatkan diri untuk memanjatkan do’a kepada Allah
Swt. Berbahagialah orang-orang yang sering melaksanakan shaum sunnah karena
mereka mendapat kesempatan lebih banyak untuk menikmati waktu mustajab do’a.
10. Saat Lailatul Qadr
Lailatul Qadr adalah waktu diturunkannya Al
Quran pertama kali. Allah Swt berfirman dalam Al Quran
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada
malam kemuliaan dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan itu? malam kemuliaan
itu lebih baik dari seribu bulan. pada malam itu turun malaikat-malaikat dan
Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. malam itu
(penuh) Kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al Qadr[97]:1-5).
Pada malam ini Allah Swt
menurunkan malaikat jibril dan malaikat-malaikat lain untuk menyelesaikan
urusan manusia. Salah satu urusan itu adalah do’a-do’a kita. Lailatul qadr
hanya terjadi sekali dalam bulan Ramadhan. Kemuliaan malam ini hanya akan
didapatkan oleh orang-orang yang sungguh-sungguh mendekatkan diri kepada Allah
Swt. Pada malam ini dianjurkan memperbanyak ibadah termasuk memperbanyak do’a.
Rasulullah Swt bersabda,
Aisyah Ra bercerita, “Aku
bertanya kepada Rasulullah: Wahai Rasulullah, apa yang sebaiknya aku ucapkan
jika aku menemukan malam Lailatul Qadar? Beliau bersabda: Berdoalah: Allahumma
innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni (Ya Allah, sesungguhnya engkau
Maha Pengampun dan menyukai sifat pemaaf, maka ampunilah aku)” (HR. Tirmidzi).
Lailatul qadr jatuh pada malam-malam ganjil
pada bulan Ramadhan. Di Indonesia, tanggal 17 Ramadhan dipercayai sebagai waktu
turunnya Al Quran. Penentuan tanggal ini adalah keputusan kementrian Agama.
Apalagi Rasulullah Saw menyebutkan bahwa lailatul
qadrterjadi pada 10 malam terakhir pada bulan Ramadhan. Tentu tanggal 17
belum memasuki 10 malam terakhir. Oleh sebab itu, keyakinan bahwa Al Quran
diturunkan pada 17 Ramadhan bukan berdasarkan nash yang kuat.
Lailatul Qadr terjadi pada malam-malam ganjil
pada 10 malam terakhir Ramadhan. Seperti halnya sebuah sebuah kereta api yang
melintas, ia hanya akan berhenti di stasiun yang sudah disiapkan. Kereta api
tidak dapat berhenti di sembarang stasiun. Bergitupun laiatul
qadr, dia akan diterima oleh orang yang siap secara ruhiyah untuk
menerimanya. Orang yang mempersiapkan diri sejak awal Ramadhan tentu lebih siap
menerima lailatul
qadrketimbang orang yang sibuk pada malam-malam ganjil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar