23 Des 2013

Semiotika #waktu

Jika tahu embun datang saat pagi, mengapa kamu tidak pergi ke halaman. Ia hanya singgah sebentar. Dan takada janji untuk kembali.
Pagi adalah kabar terbaik untukmu. Ia membawa kesejukan, bukan janji.
Dalam semiotika waktu, pagi adalah salah satu tanda eksistensi waktu.Saat ia digantikan siang,kita jadi tahu telah menggunakan waktu #waktu
Pagi memang akan datang lagi esok, tapi pagi esok tdk menggunakan waktu yg sama dgn pagi sekarang. Takada waktu yg kembali #waktu
Sebab waktu tdk berulang, tahun pun tdk bisa diulang. Tdk ada tahun baru. Tdk ada ulang tahunmu. Yg berulang adalah tanda-tanda #waktu
Tanda waktu yg berulang a.l putaran jarum arlojimu & kalender. Jadi, putaran jam & penggantian tahun adalah putara/penggantian tanda #waktu
Sebab itu, perayaan ultah & tahun baru sesungguhnya adalah ilusi. Di alam fana, waktu & kamu juga fana. Ia takterbarukan #waktu
Sebab itu, kebaruan pun jadi ilusi juga.Lihatlah, bukankah kita hanya brada dlm tanda2 yg berulang dlm interval waktu yg kian sedikit #waktu
Tuhan bersumpah demi waktu, tdk lain demi sesuatu yg akan habis, yg takbisa diulang. Bersama waktu, kt melangkah ke arah pulang #waktu
Di dlm waktu yg fana, kita mengembara. Dengan begitu, pengembaraan taklain adalah perjalanan utk kembali, yakni pulang pd ketiadaan #waktu
Problema kita adalah kesadaran bhw kita fana,tapi bersamaan dgn itu kita merasa tdk akan mati. Ini adalh tanda bhw dunia adalah ilusi #waktu
SHRYL


          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar