Siapakah munafik? Munafik itu yang mengaku Islam, namun prakteknya dan hatinya berbeda dengan pengakuan. Dari sini, kita bisa tarik pelajaran bahwa orang yang mengaku Islam KTP, bisa dicap munafik sebagaimana akan kita lihat dari perkataan Hudzaifah dalam tulisan ini.
Seorang sahabat yang bernama Hudzaifah ibnul Yaman pernah ditanya,
من المنافق قال الذي يصف الإسلام ولا يعمل به
Pernah ditanya pada Hudzaifah, siapakah munafik? Ia lantas menjawab, “Orang yang mengaku Islam, namun tidak mengamalkan ajaran Islam.” (Hilyatul Auliya’, 1: 282).
Perkataan Hudzaifah di atas pertanda bahwa Islam KTP bisa dicap sebagai munafik karena tidak amalan hanya sekedar pengakuan. Shalat kosong blong dan seringngnya meninggalkan rukun Islam yang teramat berat hukumannya jika ditinggalkan. Lihat bahasan Rumaysho.Com: Jangan Hanya Menjadi Islam KTP.
Hudzaifah juga mengatakan,
ذهب النفاق فلا نفاق إنما هو الكفر بعد الإيمان
“Nifak telah musnah jadi tidak ada nifak. Yang ada hanyalah kekafiran setelah iman.” (Hilyatul Auliya’, 1: 280).
Kata Hudzaifah lagi,
المنافقون اليوم شر منهم على عهد رسول الله صلى الله عليه و سلم كانوا يومئذ يكتمونه وهم اليوم يظهرونه
“Orang munafik saat ini lebih jelek dari orang munafik di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dahulu kemunafikan disembunyikan, sedangkan saat ini terang-terangan.” (Idem).
Dari Ja’far, ia pernah mendengar seseorang bertanya pada Samith bin ‘Ajlan,
هل يبكي المنافق فقال يبكي من رأسه فأما قلبه فلا
“Apakah orang munafik itu bisa menangis?” Ia menjawab, “Hanya di mukanya saja tampak tangisan, namun di hatinya tidak.” (Hilyatul Auliya’, 3: 129).
Imam Al Auza’i mengatakan,
إن المؤمن يقول قليلا ويعمل كثيرا وإن المنافق يقول كثيرا ويعمل قليلا
“Sifat seorang mukmin adalah sedikit bicara, banyak beramal. Sedangkan sifat orang munafik adalah banyak ngomong, namun amalannya sedikit.” (Hilyatul Auliya’, 6: 142).
Wahb bin Munabbih mengatakan tentang orang munafik,
من خصال المنافق أن يحب الحمد ويكره الذم
“Di antara sifat orang munafik adalah gila pujian dan benci celaan.” (Hilyatul Auliya’, 4: 41).
Al Fudhail bin ‘Iyadh berkata,
الغبطة من الايمان والحسد من النفاق والمؤمن يغبط ولا يحسد والمنافق يحسد ولا يغبط والمؤمن يستر ويعظ وينصح والفاجر يهتك ويعير ويفشي
“Ghibtoh adalah bagian dari iman. Sedangkan hasad adalah bagian dari kemunafikan. Seorang mukmin punya sifat ghibtoh (ingin melebihi orang lain dalam kebaikan, -pen), sedangkan ia tidaklah hasad (iri atau dengki). Adapun orang munafik punya sifat hasad dan tidak punya sifat ghibtoh. Seorang mukmin menasehati orang lain secara diam-diam. Sedangkan orang fajir (pelaku dosa) biasa ingin menjatuhkan dan menjelek-jelekkan orang lain.” (Hilyatul Auliya’, 8: 95).
Hatim Al Ashom berkata,
المنافق ما أخذ من الدنيا أخذ بحرص ويمنع بالشك وينفق بالرياء والمؤمن يأخذ بالخوف ويمسك بالشدة وينفق لله خالصا في الطاعة
“Orang munafik mengambil dunia dengan rasa tamak, melindungi harta tersebut dengan penuh keragu-raguan dan menginfakkan dengan riya’ (cari pujian). Sedangkan orang mukmin mengambil harta dengan penuh kekhawatiran, ia menahannya dengan kuat lalu menginfakkannya dengan ikhlas di jalan ketaatan.” (Hilyatul Auliya’, 8: 79)
Semoga Allah menghindarkan kita dari sifat-sifat munafik. Hanya Allah yang memberi taufik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar