Cinta itu tidak buta karena tidak bermata dan tidak tuli karena tidak bertelinga. Cinta itu pasif........dan akan aktif tergantung cara manusia mengaktifkannya. Jika cinta hinggap di mata manusia yang jauh dari nilai islam, akan merubah mata itu menjadi mata keranjang. Jika cinta hinggap di hati manusia yang bersahabat dengan syetan, maka cinta akan menjelma menjadi birahi.
Karenanya tak sedikit manusia yang menjadi BUDAK NAFSU dan menjadi KORBAN CINTA. Cinta yang hinggap pada manusia durjana akan merubah cinta menjadi perantara zina. Akibatnya segala yang dilakukan atas nama cinta menjadi bentuk zina yang terang terangan.
Akibat cinta zina ini maka menjamurlah perilaku syetan yang jadi kebanggaan. Percampuran dan berdua duaan menjadi hal yang lumrah. Media cetak dan elektronik berlomba memanas manasi agar manusia lebih mencintai NAFSU ketimbang AKAL SEHAT.
Dipampanglah dada dan paha wanita agar semua orang tahu bahwa disanalah adanya cinta. Yang lebih mengerikan, muncul budaya pacaran yang asalnya untuk saling mengenal, maka kini berubah menjadi upaya saling melampiaskan nafsu hewan. Jadilah manusia itu binatang, bahkan lebih sesat dari binatang. Kondisi ini nampaknya telah membudaya. Muda mudi hilir mudik setiap malam minggu hanya untuk melampiaskan NAFSU HEWANnya. (menyusul = membongkar kedok oknum muslim/muslimah dibalik perilaku pacaran)
Kata Pacar sendiri ternyata berasal dari nama sejenis tanaman hias yang CEPAT LAYU dan MUDAH DISEMAI kembali. Tanaman ini tidak bernilai ekonomis (tidak ada harganya) sehingga tidak diperjualbelikan. Hal ini sebagai simbol bahwa pacaran adalah sebuah perilaku yang MURAHAN. Jika sudah puas dengan pacarnya, maka dia dipastikan akan mudah mencari atau beralih kepada pacar barunya, ini adalah sebuah ketetapan yang sangat susah dicari alasan penolakannya.
Praktek pacaran saat ini merupakan pembenaran pada perilaku seksual.Terbukti fenomena kehamilan remaja dan praktek aborsi jumlahnya sudah diambang toleransi. Berbagai riset baik diluar maupun di dalam negeri telah menunjukkan betapa eratnya hubungan remaja dengan seks bebas. Ramonasari (1996:304) mengungkapkan bahwa hampir 80 % remaja melakukan seks bebas dengan pacarnya dalam jangka waktu pacaran kurang dari 1 tahun.
Dalam berpacaran, syetan bisa berasal dari sang laki laki atau pun perempuan. Pada laki laki syetan meniupkan godaan dengan cara menggombal. Sementara wanita menggoda dengan auratnya atau dengan pakaian menantang, ketat ataupun tembus pandang yang dikenakannya. Jadilah keduanya MANUSIA BERMENTAL IBLIS yang saling menggoda dan tebar pesona kemanapun langkahnya.
Kita, bahkan adik adik kita pun akan merasa tidak aman dengan keadaan demikian bahkan serasa tidak berdaya untuk menggempur lajunya. Keadaan negara dengan hukum yang seenaknya dibuat lalu seenaknya dilanggar membuat bencana ini makin menggila. Satu satunya jalan adalah menerapkan hukum sempurna yang tak satupun orang berani melanggarnya kecuali dia akan di kepung oleh para pengawal hukum tersebut yang notabene sekarang justru dibelenggu oleh orang orang yang Naudzubillah dalam Al Quran disifatkan dengan ORANG MUNAFIK.
"Jika dikatakan kepada mereka, “Marilah kalian (tunduk) pada hukum yang telah Allah turunkan dan pada hukum Rasul,” niscaya kamu lihat orang-orang munafiklah yang menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya......." (QS an-Nisa : 61-63)
Jika sudah jelas seperti itu, bagaimana nasib para pemimpin negeri ini? anggota dewan negeri ini?, atau mungkin ada dari pembaca situslakalaka yang menemukan rujukan yang lebih sempurna dari sinyal Allah diatas ? Wahai para praktisi muslim, cendekiawan muslim, buktikan kalau kalian bukan cuma berakal. Indonesia pun masih ada di bumi Allah sebagaimana negara negara yang lain. Tidak takutkah kalian, tidak malu kah kalian? Jika kalian merasa keberatan dengan hukum itu, CARILAH BUMI LAIN SELAIN BUMI ALLAH !!!!!!!
Karenanya tak sedikit manusia yang menjadi BUDAK NAFSU dan menjadi KORBAN CINTA. Cinta yang hinggap pada manusia durjana akan merubah cinta menjadi perantara zina. Akibatnya segala yang dilakukan atas nama cinta menjadi bentuk zina yang terang terangan.
Akibat cinta zina ini maka menjamurlah perilaku syetan yang jadi kebanggaan. Percampuran dan berdua duaan menjadi hal yang lumrah. Media cetak dan elektronik berlomba memanas manasi agar manusia lebih mencintai NAFSU ketimbang AKAL SEHAT.
Dipampanglah dada dan paha wanita agar semua orang tahu bahwa disanalah adanya cinta. Yang lebih mengerikan, muncul budaya pacaran yang asalnya untuk saling mengenal, maka kini berubah menjadi upaya saling melampiaskan nafsu hewan. Jadilah manusia itu binatang, bahkan lebih sesat dari binatang. Kondisi ini nampaknya telah membudaya. Muda mudi hilir mudik setiap malam minggu hanya untuk melampiaskan NAFSU HEWANnya. (menyusul = membongkar kedok oknum muslim/muslimah dibalik perilaku pacaran)
Kata Pacar sendiri ternyata berasal dari nama sejenis tanaman hias yang CEPAT LAYU dan MUDAH DISEMAI kembali. Tanaman ini tidak bernilai ekonomis (tidak ada harganya) sehingga tidak diperjualbelikan. Hal ini sebagai simbol bahwa pacaran adalah sebuah perilaku yang MURAHAN. Jika sudah puas dengan pacarnya, maka dia dipastikan akan mudah mencari atau beralih kepada pacar barunya, ini adalah sebuah ketetapan yang sangat susah dicari alasan penolakannya.
Praktek pacaran saat ini merupakan pembenaran pada perilaku seksual.Terbukti fenomena kehamilan remaja dan praktek aborsi jumlahnya sudah diambang toleransi. Berbagai riset baik diluar maupun di dalam negeri telah menunjukkan betapa eratnya hubungan remaja dengan seks bebas. Ramonasari (1996:304) mengungkapkan bahwa hampir 80 % remaja melakukan seks bebas dengan pacarnya dalam jangka waktu pacaran kurang dari 1 tahun.
Dalam berpacaran, syetan bisa berasal dari sang laki laki atau pun perempuan. Pada laki laki syetan meniupkan godaan dengan cara menggombal. Sementara wanita menggoda dengan auratnya atau dengan pakaian menantang, ketat ataupun tembus pandang yang dikenakannya. Jadilah keduanya MANUSIA BERMENTAL IBLIS yang saling menggoda dan tebar pesona kemanapun langkahnya.
Kita, bahkan adik adik kita pun akan merasa tidak aman dengan keadaan demikian bahkan serasa tidak berdaya untuk menggempur lajunya. Keadaan negara dengan hukum yang seenaknya dibuat lalu seenaknya dilanggar membuat bencana ini makin menggila. Satu satunya jalan adalah menerapkan hukum sempurna yang tak satupun orang berani melanggarnya kecuali dia akan di kepung oleh para pengawal hukum tersebut yang notabene sekarang justru dibelenggu oleh orang orang yang Naudzubillah dalam Al Quran disifatkan dengan ORANG MUNAFIK.
"Jika dikatakan kepada mereka, “Marilah kalian (tunduk) pada hukum yang telah Allah turunkan dan pada hukum Rasul,” niscaya kamu lihat orang-orang munafiklah yang menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya......." (QS an-Nisa : 61-63)
Jika sudah jelas seperti itu, bagaimana nasib para pemimpin negeri ini? anggota dewan negeri ini?, atau mungkin ada dari pembaca situslakalaka yang menemukan rujukan yang lebih sempurna dari sinyal Allah diatas ? Wahai para praktisi muslim, cendekiawan muslim, buktikan kalau kalian bukan cuma berakal. Indonesia pun masih ada di bumi Allah sebagaimana negara negara yang lain. Tidak takutkah kalian, tidak malu kah kalian? Jika kalian merasa keberatan dengan hukum itu, CARILAH BUMI LAIN SELAIN BUMI ALLAH !!!!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar