Dan musibah apapun yang menimpamu, maka itu adalah akibat dari ulah tanganmu sendiri.”
(QS. As-Syuura : 30)
(QS. As-Syuura : 30)
Saat ini banyak sekali macam-macam penyakit yang ada di masyarakat dan di antaranya bahkan sangat sulit disembuhkan. Nama-nama penyakitnya pun aneh dan beragam. Ada penyakit flu babi, flu burung, dll. Ada biang penyakit dan wabah yang telah dilalaikan oleh manusia secara umum, dan kebanyakan kaum muslimin secara khusus. Biang penyakit tersebut adalah maksiat.
Telah banyak dalil, baik dari al-Qur’an dan As-Sunnah, serta dari berbagai fakta di alam semesta, yang menunjukkan bahwa kemaksiatan adalah salah satu penyebab terjadinya berbagai petaka dan penyakit. Allah SWT. berfirman: “Dan sungguh-sungguh Kami akan menimpakan adzab kecil (di dunia) sebelum adzab yang lebih besar (di akhirat) agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. As-Sajdah: 21)
Ibnu Abbas berkata, “Yang dimaksud dengan adzab dekat (kecil) ialah berbagai musibah yang terjadi di dunia, penyakit dan petaka yang Allah timpakan kepada hamba-hamba-Nya, agar mereka bertaubat.”Dalam ayat lain, Allah ta’ala berfirman: “Barangsiapa yang mengerjakan kejelekan, niscaya ia akan diberi balasan dengannya.” (QS. An-Nisa’ : 123)
Qatadah berkata, “Telah sampai kepada kami bahwa tidaklah ada seorang yang tergores oleh ranting, atau terkilir kakinya atau terpelintir uratnya, melainkan akibat dari dosa yang ia perbuat.”
Pada suatu hari ada seorang yang bertanya kepada sahabat Sa’ad bin Abi Waqqas di hadapan sahabat Usamah bin Zaid tentang penyakit (wabah) tha’un, maka sahabat Usamah bin Zaid mengabarkan bahwa Rasulullah SAW. pernah menjelaskan tentang hal itu dengan sabdanya:“Sesungguhnya penyakit ini adalah kotoran yang dengannya Allah mengadzab sebagian umat sebelum kalian, kemudian tersisa di bumi, kadangkala ia hilang dan kadangkala ia datang kembali.” (HR. Muttafaqun ‘alaih)
Tidak mengherankan bila Nabi SAW. menjelaskan bahwa salah satu hikmah dari setiap musibah yang menimpa seorang muslim ialah untuk menghapuskan kesalahan dan dosanya. “Tidaklah seorang muslim ditimpa rasa letih, rasa sakit, gundah pikiran, rasa duka, gangguan dan kebingungan sampai-sampai duri yang menusuknya, melainkan akan Allah hapuskan sebagian dari kesalahannya.”(HR. Muttafaqun ‘alaih)
Ibnu Qayim al-Jauziyah mengatakan, “Perbuatan maksiat adalah faktor terbesar yang menghapus barakah usia, rezeki, ilmu, dan amal. Setiap waktu, harta, fisik, kedudukan, ilmu, dan amal yang Anda gunakan untuk maksiat kepada-Nya, maka sebenarnya semua bukan milik Anda. Usia, harta, kekuatan, kedudukan, ilmu, dan amal yang merupakan milik Anda sebenarnya adalah yang digunakan untuk ketaatan kepada Allah.”
Zina Biang Penyakit Baru
Di antara kemaksiatan yang sering menjadi biang munculnya berbagai penyakit baru ialah perbuatan zina, sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah SAW: “Tidaklah perbuatan zina merajalela di suatu kaum, hingga mereka berterang-terangan ketika melakukannya, melainkan akan ada pada mereka berbagai wabah (tha’un) dan penyakit yang belum pernah ada pada generasi sebelum mereka.” Dan pada sebagian jalur hadits ini dinyatakan: “Tidaklah perbuatan zina merajalela di suatu kaum, melainkan akan banyak kematian di tengah-tengah mereka.” (HR. Al-Hakim, At-Thabrani dan Al-Baihaqi).
Ummul mukminin Maimunah RA. mengisahkan bahwa ia pernah mendengar Nabi Muhammad SAW. bersabda: “Umatku senantiasa dalam keadaan baik, selama anak hasil perzinaan belum merajalela di tengah-tengah mereka. Bila anak hasil zina telah merajalela di tengah-tengah mereka, maka tidak lama lagi Allah akan menimpakan siksa-Nya kepada mereka semua.” (HR. Imam Ahmad)
Saudaraku, mungkin Anda bertanya, bagaimana halnya dengan negeri kita yang semua orang telah mengetahui bahwa prostitusi telah merajalela. Ketahuilah saudaraku! Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) memperkirakan jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia sampai Maret 2008 mencapai 200 ribu. Hingga saat ini, jumlah penderita HIV/AIDS pada usia produktif di Indonesia berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2011 adalah 11,6 persen dari jumlah seluruh penduduk di Indonesia.
Fenomena penderita HIV/AIDS ini kondisinya bagaikan “gunung es”, yang terlihat di permukaan atau yang telah ditemukan jauh lebih kecil dibandingkan kondisi sebenarnya. Karena sebenarnya, penderita yang telah ditemukan atau melaporkan dirinya mengidap penyakit itu hanya lima persen dari jumlah sebenarnya. Jumlah pengidap penyakit ini yang belum teridentifikasi atau sengaja menutup diri, jumlahnya lebih banyak dari yang telah melapor atau berhasil didata oleh pihak terkait.
Tidak ada yang seorangpun yang meragukan bahwa beberapa faktor penyebaran penyakit ini, sebagian besar disebabkan karena penggunaan jarum suntik narkoba, hubungan seksual haram, terinfeksi orangtua yang mengidap HIV. Meski ada juga yang terinfeksi HIV bukan karena hal tersebut, namun mayoritas karena faktor di atas.
Semua Halal, Kecuali Mengancam Keselamatan
Semua yang ada di bumi ini halal untuk Anda makan dan gunakan, kecuali yang mengancam keselamatan hidup Anda, baik di dunia ataupun di akhirat. Karenanya, di antara amal kemaksiatan yang banyak mendatangkan penyakit ialah dikarenakan mengkonsumsi makanan atau minuman haram.
Ibnu Qoyim al-Jauziyah berkata, “Sesungguhnya Allah Ta’ala mengharamkan atas umat ini berbagai hal-hal yang diharamkan, dikarenakan hal-hal itu buruk (berbahaya). Dan tujuan pengharaman itu guna melindungi dan mencegah mereka agar tidak mengkonsumsi hal yang berbahaya tersebut.”
Ibnu Taimiyah menjelaskan salah satu efek buruk dari memakan babi, dengan berkata: “Daging babi biang dari segala perangai buruk, karena babi adalah hewan paling rakus dan tidak pernah berpantangan terhadap makanan apapun.”
Ibnu Sirin lebih terperinci menjelaskan tentang salah satu perangai babi dengan berkata, “Tidaklah ada binatang yang melakukan perilaku kaum Nabi Luth selain babi dan keledai.”
Bila demikian adanya, maka tidak perlu heran bila orang yang biasa memakan daging babi atau keledai, lambat laun dijangkiti oleh perangai babi yang suka sesama jenis. Na’uzubillah min dzalik.
Seakan tidak mau ketinggalan dari gurunya, Ibnul Qoyim al-Jauziyah juga menjelaskan salah satu efek samping dari mengkonsumsi makanan haram, di antaranya daging binatang buas yang bertaring dan burung yang bercakar kuat. Beliau berkata, “Oleh karena itu Nabi Muhammad SAW. mengharamkan setiap binatang buas yang bertaring tajam dan burung yang berkuku kuat. Larangan beliau ini disebabkan karena karakter hewan jenis ini yang senantiasa mengganggu, menyerang dan bengis. Padahal setiap orang akan terpengaruh oleh jenis makanan yang ia konsumsi. Dengan demikian, bila Anda mengkonsumsi daging hewan jenis ini, niscaya karakter Anda lambat laun akan terpengaruh sehingga Anda akan terbiasa berperilaku bak hewan buas, hobi mengganggu dan tidak heran bila Rasulullah mengharamkan atas umatnya memakan daging hewan jenis ini.”
Dengan penjelasan singkat di atas, kiranya kita dapat menyimpulkan bahwa perbuatan maksiat adalah salah satu penyebab datangnya berbagai penyakit, baik sebagai balasan atau sebagai teguran kepada pelakunya agar ia kembali kepada jalan yang benar. Sebaik-baiknya manusia, pasti tidak pernah luput dari kesalahan, oleh karena itu kita harus senantiasa istighfar dan bertaubat dari kemaksiatan yang kita lakukan. Semoga tulisan ini bisa menyadarkan dan memberi hidayah kepada kita semua. Amin ya rabbal alamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar